Namanya Karestu Pitutur Marpajainsi, Lahir di Surakarta 3 Juli 2007, sebagai amanat dari Alloh sedapat dan sebisa dari aku dan istriku seluruhnya dan iklas tercurahkan dari segala pengalamnan mengarungi dan melewati hari yang telah berjalan 34 tahun. 3 tahun berjalan, tanpa seharipun terlewati tanpa kebersamaan. dimulai dari mengajarinya untuk tersenyum, tertawa, tengkurap, merangkak, berjalan, bicara, mandi, gosok gigi, berpakaian, bersosialisasi, melihat sebagian kecil dari dunia bermain bersama melewati waktu bersama.
Lahir di solo, yang banyak orang mengatakan kota budaya dan memang kota yang kaya akan budaya. Ada keraton atau kerajaan di kota ini sebagai cermin bahwa kota ini penuh dengan tatanan kehidupan dalam banyak segi yang hidup di kota ini dan berlaku turun temurun yang tidak semua daerah memilikinya dan tentunya sebagai bagian yang berada di dalamnya boleh sedikit berbangga.
Kenapa wayang Kulit? sebenarnya tidak hanya wayang kulit yang coba kami kenalkan kepadanya. Selain suka dengan wayang kulit dia juga suka wayang orang yang tiap malam minggu selalu kami tonton di gedung wayang orang sriwedari. dan kesemuanya itu tidak pernah kami paksakan karena selain dari yang kami sebutkan pernah juga kami coba kenalkan seni ketoprak di taman Balai Kambang akan tetapi ternyata dia tidak menyukainya mungkin karena kostum yang dipakai tidak segemerlap wayang orang yang kurang menarik bagi anak-anak yang suka akan warna yang terang atau menyolok. kesemua itu bukan untuk menjadikannya sebagai pelaku seni, akan tetapi sebagai media untuk mengajarkannya tentang sifat-sifat manusia yang kesemuanya terwakili di dalam seni wayang kulit/orang.
Media wayang saya pandang lebih mudah dan menarik bagi anak untuk mengajarkan/menanamkan prinsip hidup kepada anak sejak dini. Dari sifat-sifat yang baik dan sifat-sifat yang tidak baik secara umum. dan selama ini semua berjalan baik, kami lebih mudah mengontrol emosi anak seusia dia. dan banyak pelajaran yang dapat diajarkan kepada anak melalui seni wayang.
Untuk Karestu Pitutur Marpajainsi, kamu terlahir merdeka dengan segala hak-hak yang melekat pada diri kamu sejak nafas pertama kamu hirup dan hembuskan, kami hanyalah pemangku amanat, apa yang terucap dan terlihat hanyalah sebagai upaya agar pada saatnya kamu dapat hidup sebagai manusia seutuhnya yang beraklak dan berakal, yang selalu sadar akan perilaku dan pemikirannya, yang selalu dapat menempatkan diri dimanapun kaki kau injakkan. yang selalu peduli terhadap keyakinan, orang-orang disekitarmu dan lingkungan kehidupanmu. selama Yang Maha Kuasa masih mempercayai, kami akan selalu berada disampingmu. dan baik tidaknya kamu adalah cerminan kami .....anakku-temanku iklsah kami menyayangimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar